Journals


Mini story from the future...

Dipertengahan tahun 2015 gue baru aja LULUS dari sebuah Universitas di Indonesia.

Detik-detik menjelang kelulusan(wisuda) gue bersama teman-teman berbincang mengenai pekerjaan dimasa yang akan datang nanti, kami semua memiliki mimpi yang besar untuk membuat nama Indonesia menjadi terkenal di dunia.
Ketika sedang asik membicarakan rencana-rencana tersebut, Rika Ketua BEM memanggil kami semua untuk segera berkumpul di aula karena acara siap dimulai.
Nama gue pun di panggil “Berry, please.”.
“Gila”, gue sangat kaget pada waktu itu, karena gue masih dalam keadaan cemas akibat obrolan tadi. Saat gue maju ke depanpun gue cuma memberikan sambutan singkat untuk Universitas ini.
Ok. Wisuda sudah berakhir, waktunya gue kembali kerumah dan mempersiapkan masa depan gue berikutnya.
“Prok..Prok..Prook” suara tepuk tangan dari arah belakang gue yang semakin lama semakin kencang terdengar. Gue kaget banget karena, pria di belakang gue adalah orang asing yang enggak pernah gue temui sama sekali. Disitu dia memberikan ucapan selamat kepada gue “heey, Berry Congrats.” Gue heran dong, bahkan sangat heran dengan apa yang dia ucapkan, karena gue enggak mengenal dia sama sekali ataupun ketemu sama dia sebelummnya.
“Oh iya terima kasih, btw anda ini siapa?” rasa penasaran menghinggapi fikiran gue.
“Itu tidak penting, yang harus kamu ketahui adalah kamu memiliki tiket khusus untuk terbang ke eropa, ini gratis!” Kata pria tersebut.
“Apaan, anda bercanda ya? Itu tidak mungkin.” gue sangat enggak percaya dengan perkataan pria tersebut.
“Oh tidak. Tidak. Saya memiliki alasan yang jelas, tentang tiket ini.”
“Ok, tolong beritahu saya apa alasan anda memberikan tiket ini secara gratis untuk saya terbang ke eropa.” Ucap gue kepada dia.
“Ok, tapi sebaiknya jangan disini, karena ini akan sangat panjang sebaiknya kita mencari tempat duduk.” Pria tersebut membujuk gue agar mempercayainya.
Gue dan pria misterius itu pun pergi menuju bangku taman dekat kolam ikan di Universitas, disitu Ia menjelaskan tentang tiket itu dengan perlahan dan sangat detil sekali.
Ternyata dia sudah melihat dan mengikuti gue sejak pertama gue masuk Universitas ini, Dia adalah seorang mata-mata yang dikirimkan oleh teman ayah gue.
Awalnya gue gak percaya sama dia, tetapi dengan cepat ia menunjukan foto-foto kedekatan bos dia dengan ayah gue. Gue pun langsung percaya, karena memang foto-foto yang ia tunjukan adalah foto-foto yang sudah pasti ada kebenarannya.
Sudah jelaskan siapa Pria itu, sekarang kita lanjutkan lagi masalah tiket tersebut.
Si mata-mata itu berkata “Kamu berhak mendapatkan tiket ini karena kerja keras kamu selama di Universitas ini.”
“Ya Alllah makasih banget atas pertolongan mu ini.” Gue langsung sujud syukur di taman itu.
Tidak lama setelah mengobrol dengan mata-mata itu, gue langsung cepet-cepet menuju rumah untuk memberi tahukan berita bahagia ini kepada keluarga gue.
Sesampainya dirumah gue langsung menjelaskan tentang tiket itu kepada keluarga gue secara detil dan jelas. Orangtua gue pun sangat senang mendengar berita ini dan dengan sigap mereka langsung menghubungi Pak ricky(bos si pemberi tiket) untuk mengucapkan rasa terima kasih yang amat sangat kepada beliau.
Dua hari kemudian gue sudah di bandara Soekarno-Hatta untuk berangkat menuju eropa, tentunya saja di temani oleh keluarga gue tercinta.
“mom, pap, sist, doakan saya ya di sana nanti, semoga saya bisa menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.” Ucapan perpisahanri gue untuk pergi ke eropa.
“Kami akan selalu mendoakan kamu ren disini, jaga diri baik-baik ya disana jangan sampai kamu sakit.” Kata ibu gue sambil meneteskan air mata.
“Iya mah saya akan jaga diri dengan baik kok, kalian juga jaga diri baik-baik ya, jangan sampai sakit mom, pap.” Kataku sambil memeluk mereka.
Pramugari pun sudah memanggil saya agar segera masuk ke pesawat.
“mooom, saya pergi dulu ya. Nanti sesampainya saya disana saya akan langsung menghubungi kalian.” Ucap gue sedih.
Raut wajah keluarga gue pun semakin buram, dan lama-kelamaan tidak jelas dan semakin tidak jelas terlihat. gue sudah di dalam pesawat saat itu gue tidak dapat berhenti meneteskan air mata di dalam pesawat tersebut.
“Hey, kamu baik-baik sajakan?” Tanya orang yang duduk disebelah bangku gue.
“Iya saya baik-baik saja kok, saya hanya sedih karena saya meninggalkan keluarga saya disini.” Kata gue ke pria asing itu
aku Juno, kamu siapa?”
“nama saya berry, btw kamu mau ngapain pergi ke eropa?” Tanya gue ke Juno.
“aku mendapatkan tiket gratis untuk pergi kesana, jadi aku belum tahu apa yang akan aku lakukan disana nanti” jawab Juno.
“Hah, kok sama sih gue juga dapet tiket gratis untuk pergi kesana.” Ucapku kaget.
“Wah, yasudah bagaimana kalu kita berteman saja, aku tidak mempunyai kenalan disana, bagaimana?”
“Sip, kalau gue sih banyak kenalan di sana hehe dari twitter.” Jawab gue sambil senyum-senyum kecil.
“Asik kamu sudah tidak sedih lagi, berarti aku berhasil.” Celetuk Juno.
“Haha.. berhasil? Berhasil buat apa?”Tanya ku penasaran.
“yaaa, berhasil membuat kamu tersenyum, kata orang kalau kita bertemu dengan orang baru dan berhasil membuat dia tersenyum terhadap kita, itu katanya sih jodoh loh.” Jawab Juno dengan tertawa.
“Ihh apaan sik lo, baru kenal juga sudah berani menggoda.” Kata ku agak sedikit sewot.
Disitu gue begitu serius mengobrol dengan Juno di bangku pesawat sampai-sampai tidak terasa Pesawat pun sudah siap untuk mendarat di Bandara. Kami berdua pun langsung pergi meninggalkan bandara untuk menuju rumah makan. Ya maklum, saya sangat lapar saat itu, jadi yang pertama saya kunjungi adalah rumah makan hehe. Tidak lupa juga saya memberi tahukan keluarga saya bahwa saya sudah sampai NYC dengan selamat.
Rumah Makan yang kami datangi adalah rumah makan perancis.
“Jun, lo mau pesan apa?” Tanya gue.
“samain saja dengan kamu ber.”
“Oh..ok deh. Saya pesan Jus jeruk sama spageti saja ya mas.” Kataku ke pelayan.
Kalian tahu gak di rumah makan itu adalah hari keberuntugan gue, karena Justin Bieber dan Selena Gomez sedang makan di rumah makan itu juga. Pastinya gue gak mungkin menyia-nyiakan hal ini dong, gue langsung menyuruh juno untuk memegang HP gue untuk nanti berfoto dengan mereka berdua.
“Maaf, permisi bolehkah saya berfoto bersama kalian berdua?” dengan berani gue bertanya kepada Justin dan Selena.
“Oh. Oke silahkan.” Jawab Justin singkat.
Saya langsung menarik Juno untuk segera mengambil foto kami bertiga. Setelah meminta foto gue dan Juno mengucapkan terima kasih kepada Justin dan Selena.
“ehmm.. terimakasih ya, saya sangat senang bisa berfoto dengan kalian.” Ucap ku kepada Jelena. (Jelena=Justin&Selena)
“Oh, tidak apa-apa kami juga senang dapat berfoto dengan kalian.” Kata Selena.
“Btw kalian bukan orang NY asli yah?” Tanya Justin Bieber.
Gila gue gak menyangka bahwa Justin akan menanyakan hal tersebut kepada kami berdua, karena biasanya artis Indonesia saja belum tentu mau bertanya tentang hal-hal sepele terhadap fansnya. Dan hebohnya Jelena disitu mengajak kami berdua untuk ikut bergabung dengan mereka/ Tentunya dengan senang hati gue menerima ajakan mereka, yaaaa kalau dilihat kami disana seperti orang yang sedang melaksanakan double-date gitu deh hehe.
Haha balik lagi deh ke cerita.
“Kok kamu tahu sih? Iya kami berdua memang bukan orang NY asli, kami berasal dari Indonesia.” Kata Juno menjawab pertanyaan Justin Bieber.
“Indonesia? Gila itu sangat jauh, sedang apa kalian disini?” Tanya Selena.
“Kami disini dalam rangka mencari pekerjaan.” Kataku agak gugup.
“wow, kalian luar biasa sekali yah aku sangat senang bisa bertemu kalian, btw apakah kalian punya kenalan di sini?” kata Justin kepada kami.
“saya sih punya banyak kenalan disini dan itu juga berkat anda Justin!” ucap ku.
“hah berkat aku? Maksud kamu apa?” Tanya Justin bingung.
“Iya, itu karena saya adalah salah astu dari Beliebers kamu, dan saya memiliki banyak kenalan di NYC ini berkat anda dari twitter.” Jawabku.
“Jadi kamu belieber… terimakasih ya karena berkat dukungan kalian para beliebers aku bisa menjadi seorang Justin Bieber yang hebat.” Ucap justin degan semangat.
“OMG, Justin kamu sangat manis sekali, saya juga sangat berterima kasih kepada anda, karena berkat anda saya bisa berada di sini.” Kataku untuk Justin :’).
Kami berempat pun mengobrol-ngobrol sambil berfoto-foto hehe maklum fans kalau bertemu idolanya pasti tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada saat bertemu langsung. Disela-sela obrolan saya menunjukan sebuah alamat, dimana alamat tersebut adalah alamat rumah teman saya ditwitter yang bersedia untuk menerima kedatangan saya di NYC ini. Dan yang membuat saya semakin bahagia adalah alamat tersebut ternyata dekat dengan tempat tinggal Selena Gomez, OMG ini benar-benar hari yang luar biasa. Tiba-tiba Selena menawarkan saya dan Juno untuk ikut dengan mereka menuju tempat rekaman Justin Bieber dengan alasan kita berempat akan pulang bersama dan mereka akan mengantarkan kami menuju alamat tersebut.
Kalian bisa membayangkan kan dong bagaimana perasaan gue waktu itu hehe.
Akhirnya kami sampai di alamat yang kami tuju, itu adalah rumah Victoria teman di twitter ku. Dia adalah seorang gadis yang sangat baik hati dan juga cantik.
Dua minggu kemudian aku dan Juno mendapatkan pekerjaan di bidang kita masing-masing, Juno di bidang fotografi dan saya di bidang seni. Bidang seni yang saya jalani waktu itu adalah di bidang seni music, Justin bieberlah yang memberikan saya pekerjaan tersebut. Setip hari saya ikut kemanapun Justin berada (saat sedang tour/show di tv) Mungkin ini sudah menjadi takdir saya yang diberikan Allah untuk gue, karena sejak dulu saya ingin sekali bertemu dengan justin Bieber. Nggak lupa gue menulis di buku catatan harian gue tentang kejadian-kejadian menarik yang terjadi di NYC ini.
Sepanjang tahun 2015 Gue, Juno, Victoria, Justin dan Selena telah menjadi teman yang sangat kompak, kami berlima sering pergi bersama untuk berbelanja pakaian, dll.
Tahun berikutnya pun gak disangka Justin Bieber melamar Selena Gomez untuk menjadi pendamping hidupnya. Tentunya itu langsung menjadi berita heboh di seluruh Jagat Raya ini, karena Justin masih dalam usia muda. Banyak fans dari mereka berdua yang tidak setuju dengan keputusan yang idola mereka buat, karena pastinya para fansnya pun tidak akan rela bila idolanya menikah dengan orang lain hehe gue juga sempat berfikiran begitu.
Tapi itu dulu, saat gue belum mengetahui secara jelas tentang hubungan mereka berdua. Sekarangkan gue sudah menjadi bagian dari hidup mereka, dan juga gue sudah mengetahui bagaimana hubungan mereka sebenarnya. Asal kalian tahu Jelena adalah pasangan kekasih yang sangat sempurna, mereka sangat cocok dan juga romantic, saya yakin bila mereka berpisah dunia akan menangis karena mereka berdua sangat sempurna untuk menjadi sepasang kekasih, CIEE.
“Ber, menurut kamu keputusan yang saya ambil untuk melamar selena bagaimana?” Tanya Justin kepadaku.
“Ya saya sebagai Belieber pastinya agak sedikit sedih sih, karena idola saya akan menikah dengan orang lain dan itu bukan saya.” Jawabku agak kaku.
“Oh jadi begitu ya, tapi kenapa kamu jadi setuju?”
“Itu karena kita Beliebers pasti bakalan senang juga kalau kamu senang Justin.” Kataku.
“Kalau menurut saya pribadi yang sekarang sih sangat setuju dengan keputusanmu ini Justin, karena kalian berdua adalah pasangan kekasih yang memang sudah ditakdirkan untuk bersama dan merubah dunia dengan keajaiban yang kalian miliki.” Sambungku.
“Maksud kamu pribadi yang sekarang ini itu apa?” Tanya Justin.
“Iya, dulu kan saya hanya seorang Belieber yang memiliki mimpi besar untuk bertemu dan bisa menikah dengan kamu Justin dan masih sensitive dengan Selena, Nah kalau sekarang saya sudah mengetahui hubungan kamu dengan selena dengan nyata dan memang benar kamu terlihat sangat bahagia bila disamping selena. Jadi saya sangat setuju bila kamu dan Selena menikah.” Jelasku.
Sudah tak terhitung berapa bulan gue dan Juno berada di NYC, dan uang yang kami kumpulkan untuk membeli rumah sendiri pun terpenuhi, jadi kami tidak perlu lagi menumpang di rumah Victoria lagi. Orang yang melihat kami pasti berfikiran bahwa kami adalah adik kakak yang tinggal bersama, tapi pada kenyataannya kami adalah seorang teman yang tidak sengaja bertemu di pesawat. Lama kelamaan gue dan Juno memiliki perasaan saling suka dan Juno pun mengajakku untuk menjadi pacarnya, awalnya gue agak terkejut mendengarucapannya itu tetapi apa mau dikata gue juga memiliki perasaan yang sama dengan Juno, jadi kami memutuskan untuk berpacaran.
Empat tahun sudah gue dan juno berpacaran dan kami memutuskan untuk bertunangan, tidak lupa saya member tahu keluarga saya di Indonesia dan gue pun mengirimkan uang untuk mereka agar segera terbang ke NYC untuk tinggal bersama kami disini.
Akhirnya keluarga gue dan keluarga Juno menyetujui pertunangan ini. Tidak lama kami membelikan rumah baru untuk tempat tinggal keluarga kami, karena rumah yang saat ini kami tinggali terlalu kecil untuk kami semua.
Saat acara pernikahan saya dengan Juno berlangsung, tak disangka Justin Bieber dan Selena Gomez pun datang menghadiri acara kami.

Comments

Popular posts from this blog

PKL : PT. ASTRA OTOPARTS divisi EDC (Praktek Kerja Lapangan / Kerja Praktek)

Review Film: Bad Genius (2017)

Looking for the Perfect Candidate?